Irjen Kemenimipas Pastikan Platform 'All Indonesia' Berjalan Baik


MEDIASOLORAYA - Inspektur Jenderal Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas), Yan Sultra Indrajaya, melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Rabu (20/8). Didampingi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal (Kanwil Ditjen) Imigrasi Imigrasi Bali,Parlindungan, dan seluruh kepala satuan kerja; Irjen Yan Sultra ingin memastikan bahwa salah satu gerbang utama Indonesia ini beroperasi dengan maksimal serta didukung oleh teknologi mutakhir dan personel yang terlatih.


“Saya mengapresiasi penerapan teknologi dan kinerja jajaran Kanwil Ditjen Imigrasi Bali terus berkomitmen dalam menjaga kedaulatan negara melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Untuk itu, integeritas pegawai harus terus dijaga,” ujar Irjen Kemenimipas.


Secara khusus, Irjen Kemenimipas juga mendalami operasional platform terpadu All Indonesia. All Indonesia merupakan sebuah inovasi terpadu pemerintah yang dirancang untuk mempercepat dan menyederhanakan proses kedatangan internasional. Sistem ini menyederhanakan dan menyatukan pelaporan kedatangan penumpang yang tiba dari luar negeri dalam hal keimigrasian, bea dan cukai, kesehatan, hingga karantina yang sebelumnya diisi penumpang secara terpisah. All Indonesia diharapkan meringkas proses administrasi tersebut sehingga penumpang dapat melintas lebih cepat setelah mendarat di Indonesia. 


Kunjungan ini pun menyoroti teknologi Passenger Analysis Unit (PAU) dan Laboratorium Forensik yang menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan mencegah masuknya individu yang berpotensi membahayakan keamanan nasional. Irjen Yan Sultra menekankan bahwa kedaulatan negara tidak hanya dijaga di garis perbatasan fisik, tapi juga di ruang siber. Ditjen Imigrasi menjawab tantangan ini dengan melengkapi PAU dengan fitur Subject of Interest (SOI). Fitur cerdas ini berfungsi sebagai sistem deteksi dini yang memungkinkan petugas mengidentifikasi individu dalam daftar pengawasan. Meskipun saat ini baru lima maskapai internasional yang terintegrasi; yaitu Garuda Indonesia, Qantas Airways, Emirates, Qatar Pacific, dan Thai Airways; langkah ini menunjukkan komitmen serius untuk memfilter setiap kedatangan.


Irjen Kemenimipas juga meninjau langsung perangkat forensik canggih Foster Freeman VSC 9000 di TPI Ngurah Rai. Alat yang juga digunakan di berbagai negara ini mampu mendeteksi dokumen palsu dengan akurasi tinggi, menjadikannya senjata andal dalam melawan pemalsuan identitas.


“Teknologi canggih ini tentunya tidak akan optimal apabila tidak didukung dengan SDM yang mumpuni. Inspektorat Jenderal akan berdiskusi dengan BPSDM dan Ditjen Imigrasi agar menggelar pelatihan khusus bagi para petugas operator PAU dan Lab. Forensik, sehingga Imigrasi Bali memiliki petugas tersertifikasi yang mampu mengoperasikan perangkat dengan optimal,” imbuh Yan Sultra.


Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Kanwil Ditjen Imigrasi Bali, Parlindungan, mengemukakan bahwa dengan sinergi yang lebih luas, jajaran Kanwil Ditjen Imigrasi Bali dapat menjaga kedaulatan RI dari setiap ancaman yang datang. Langkah ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat Bali dan para wisatawan mancanegara. 


“Melihat kedatangan internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali yang mencapai lebih dari 14 juta penumpang tiap tahun, jajaran Kanwil Ditjen Imigrasi Bali tentunya melihat hal ini sebagai sebuah peluang dan tantangan. Tentu saja, kami berkomitmen untuk menjaga Service dan Security agar terus berjalan beriringan, demi mewujudkan Pariwisata yang berkualitas,” pungkas Parlindungan.

Lebih baru Lebih lama